Lyev Nikolavevich
Tolstoy atau dikenal dengan Leo Tolstoy (1828-1910) adalah seorang penulis
terkenal berasal dari Rusia abad 19. Karyanya yang terkenal adalah Anna
Kerenina dan War and Peace. Sebagai penulis yang terkenal, Leo
Tolstoy mengalami krisis usia yang menekannya hingga membuatnya hampir bunuh
diri. Suatu alasan yang membuatnya ingin bunuh diri adalah dua pertanyaan. Pertanyaan
itu adalah Apa yang akan terjadi dari apa yang kulakukan hari ini atau yang
akan kulakukan besok? Dan Apa yang akan terjadi dengan seluruh hidupku? Dia
merasa putus asa terhadap ajaran agama Kristen Ortodok. Karena menurutnya hidup
adalah suatu keputusasaan, dengan keinginan kuat Leo Tolstoy terus mencari apa yang dinamakan
makna hidup. Melalui A Confession
Loe Tolstoy menceritakan kisah hidupnya dalam pencarian makna hidup.
Leo Tolstoy dibesarkan
dalam keyakinan Kristen Ortodok. Dari masa kecil sampai muda, dia menerima
ajaran kristen ortodok. Namun, ketika berusia 11 tahun dia mendapat temuan dari
siswa tata bahasa di sekolahnya. Temuan itu adalah bahwa Tuhan tidak ada dan
semua yang diajarkan dalam agamanya adalah ciptaan manusia belaka. Pada usia 15
tahun Leo mulai membaca karya-karya filosofi, dan dia mulai kecewa terhadap
doktrin religius yang diajarkannya. Pada usia 16 tahun dia berhenti berdoa dan
kegereja atau berpuasa atas kemauan diri sendiri.
Di masa mudanya,
Leo melakukan banyak kejahatan. Membunuh laki-laki, memeras tenaga para petani
dan menjatuhkannya ke dalam hukum, menipu orang, berdusta, merampok, berzina,
serta mabuk-mabukan. Semua dilakukan selama 10 tahun masa mudanya. Namun, orang
sezamannya menganggap Leo sebagai orang yang bermoral. Setelah melakukan banyak
kejahatan, Leo memulai hidup dengan jalan yang benar. Dia berpergian ke luar
negeri, mencari bekal untuk menjadi seorang pengajar dan penulis. Pada tahun
pembebasan petani (1861) Leo mulai bekarja sebagai pengajar untuk kaum petani
tak berpendidikan di sekolah-sekolah maupun kelas-kelas terdidik melalui
majalah yang diterbitkannya. Setahun mengajar, Leo kemudian menikah dan
memiliki keluarga yang bahagia. Keluarga menjadi prioritas utamanya kala itu.
Lima tahun
kemudian, Leo mengalami kejadian aneh, tiba –tiba dia merasa tersesat dan patah
semangat tak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana menjalani hidup. Dalam
benaknya terus menuntut jawaban tentang dua pertanyaan. Apa yang akan
terjadi dari apa yang kulakukan hari ini atau yang akan kulakukan besok? Dan
Apa yang akan terjadi dengan seluruh hidupku? Leo menggambarkan kondisi
mentalnya seperti orang yang hidupnya hanya seperti lelucon bodoh dan dengki
yang dimainkan seseorang terhadap dirinya. Menurut Leo, seseorang telah
menghibur dirinya sendiri dengan mengamati kehidupan leo selama 40 tahun. Dari
belajar, berkembang, matang dalam fisik dan pikiran hingga mencapai puncak
kehidupan yang behagia...
Komentar
Posting Komentar